HISTORY OF JAVA OLEH THOMAS STAMFORD RAFFLES BAGIAN DARI HISTORIOGRAFI KOLONIAL

HISTORY OF JAVA OLEH THOMAS STAMFORD RAFFLES BAGIAN DARI HISTORIOGRAFI KOLONIAL

Ahmad Amri Alfajar, Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin 2025.

1      Penulisan sejarah pada masa kolonial itu dimulai ketika hadirnya orang-orang Eropa di Nusantara yang menetap menjadi warga negara Hindia Belanda. Mereka sebagai pendatang ada yang bekerja untuk menjadi Pejabat Pemerintah misalnya ada yang jadi Gubernur Jenderal, Residen, Asisten Residen. Mereka membuat tulisan-tulisan dalam bentuk laporan ketika mereka menetap di Hindia Belanda. Di dalam penulisan historiografi kolonial cenderung Eropasentrisme yang artinya bagaimana sejarah yang berfokus pandangan sentral orang-orang Eropa terhadap penulisan sejarah Indonesia. Sehingga subjektivas orang-orang Eropa cenderung lebih berat sebelah karena kesannya bahwa sejarah Indonesia dimulai ketika hadirnya orang-orang Eropa di Nusantara.

        Menurut Prof. Bambang Purwanto (2001 : 34) di dalam tulisannya Historisisme Baru dan Kesadaran Dekonstruktif : Kajian Kritis Terhadap Historiografi Indonesiasentris, ia mengatakan bahwa “historiografi kolonialsentris yang tentunya dalam kenyataannya keberadaan orang indonesia di dalam proses historis itu tetap saja hanya sekadar sebagai pelengkap dari aktivitas orang Barat atau pemerintah kolonial yang lebih luas”. Artinya bahwa dalam proses historiografi kolonial cenderung berpusat kepada bagaimana penulisan sejarah didominasi bahwa pelaku sejarahny adalah orang Eropa, posisi pribumi kurang mendapat di dalam historiografi kolonial karena dianggap pribumi tidak signifikan dalam penulisan sejarah.

Dalam konteks sosial, Raffles membuat kebijakan yang berbeda dengan Belanda misalnya, ia mencoba menghapus sistem kerja rodi yang pernah diterapkan oleh Belanda. Raffles juga menghapus sistem perbudakan tetapi tetapi di sisi lain Raffles juga melanggar kebijakan yang ia buat yakni ia pernah melakukan pengiriman budak dari Jawa ke Banjarmasin (Borneo) untuk membantu perusahaan koleganya yang bernama Alexander Hare yang sedang membutuhkan tenaga kerja.

Kemudian dalam konteks politik Raffles menjadikan Bupati atau penguasa pribumi lokal itu dikurangi kekuasaannya sebagai pimpinan pribumi yang sebelumnya kekuasaan bisa dilakukan secara dinasti politik. Seperti yang kita ketahui yang menjadi pemimpin politik di struktur pemerintahan pada masa itu adalah bangsawan dan ketika sudah mangkat itu digantikan oleh keturunannya dan Raffles ini berusaha untuk menghapus itu dengan menerapkan bahwa buat bupati atau pemimpin-pemimpin lokal ini dijadikan statusnya cukup sebagai pegawai pemerintah saja yang di mana itu bertanggung jawab kepada kekuasaan pusat dalam hal ini Gubernur Jenderal sebagai pimpinan tertinggi.

Dalam bidang ekonomi Raffles menerapkan sistem sistem sewa tanah atau (landrent) yang di mana sistem ini menganggap bahwa yang menjadi pemilik tanah adalah pemerintah kolonial Inggris dan para petani itu diberikan sebagai hak sebagai penyewa tanah pemerintah dan itu nantinya para petani itu diwajibkan untuk membayar pajak atas penggunaan tanah pemerintah ini.

2.  Salah satu karya Historiografi Kolonial yang terkenal adalah History Of Java karya Thomas Stamford Raffles, ia merupakan Letnan Gubernur Jenderal Inggris di Jawa (1811-1816), selama ia di Jawa cukup meninggalkan sesuatu yang penting salah satunya adalah karangannya adalah History Of Java dalam berbahasa inggris, tetapi ia dibantu oleh juru bahasanya yakni Ario Notodiningrat dan Bupati Sumenep, Notokusumo II. Karyanya ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia oleh Penerbit Anak Indonesia di Yogyakarta tahun 2024, 2 Jilid yang yang berjudul Sejarah Jawa Jilid I dan Jilid II. Buku yang saya dapatkan Sejarah Jawa Jilid II.


Source : 
https://www.gramedia.com/products/sejarah-jawa-jilid-ii-history-of-java

            Dalam karangannya yang Jilid II, Raffles lebih mengisahkan tentang sejarah kerajaan-kerajaan kuno yang pernah berdiri di Nusantara seperti Majapahit, Kediri, Medang Kumulan. Selama ia di Jawa ia melakukan ekspedisi mencari benda-benda peninggalan kuno Kerajaan-Kerajaaan Kuno di Nusantara. Misalnya ia menemukan reruntuhan Candi Prambanan, Borobudur, ia mendokumentasikan dalam laporannya. Sehingga ia pun mengatakan :

Berbagai barang kuno di Jawa saat ini belum menarik banyak perhatian dan juga belum dieksplorasi secara memadai. Kebijakan sempit Belanda yang tidak memberi kesempatan kepada bangsa lain untuk melakukan penelitian dan pengabdian mereka sendiri karena kegiatan perdagangan terlalu ekslusif sehingga mereka tidak begitu tertarik pada masalah ini. Banyaknya peninggalan seni dan kemegahan masa lalu yang menarik ada di reruntuhan candi dan bangunan lainnya

(Raffles, 2024 : 6). 

Sehingga dari kalimat ini sudah tergambarkan bahwa Raffles turut menyayangkan benda-benda peninggalan arkeologi Nusantara tidak terurus dengan baik karena ia menganggap bahwa ini karena kebijakan pada masa kolonial Hindia Belanda kurang memberi kesempatan untuk bisa mengeksplorasi benda-benda arkeologi oleh orang bumiputera itu sendiri.

            Raffles juga memberikan perhatian pada ilmu pengetahuan terutama dibidang Biologi dan juga kesenian dan sekarang bisa diketahui banyak orang dan mengembangkan museum. Raffles juga menaruh perhatian yang besar pada budaya dan sastra Jawa. Hal ini mendorongnya untuk mengembangkan Museum Ethnografi Batavia yang kelak menjadi Museum Gajah di Jakarta. Dia juga dikenal sebagai pecinta lingkungan terutama dalam bidang Biologi. Dia mendirikan London Zoo dan Zoological Society di London yang terkenal hingga kini di Inggris. (Yusup Hari Setyawan, 2020 : 74).

3.    Dalam History Of Java karya Raffles, kalau kita melihat bukunya masih di Jilid II, Pandangan Raffles terhadap Pribumi yakni :

Sehubungan dengan reruntuhan di Prambanan, kami menemukan sebuah bangunan benteng, berdasarkan keterangan seorang insinyur Belanda pada tahun 1797, kemudian pergi untuk membangun sebuah benteng di Klaten. Di jalan raya antara dua ibu kota pribumi dan tidak jauh dari lokasi candi, tetapi tidak ada keterangan mengenai barang antik yang ada di sana pada masa itu. Dia menemukan kesulitan saat membersihkan puing-puing dan tanaman untuk mendapatkan pemandangan reruntuhan dan memungkinkan untuk membuat sketsa. Ketidakpedulian penduduk pribumi sama besarnya dengan para penakluknya yang telah membuat mereka mengabaikan berbagai karya nenek moyang yang tidak dapat mereka tiru. (Raffles, 2020 : 7)

Kita bisa menafsirkan bahwa Raffles ketika melakukan ekspedisi ke Jawa bagian Tengah, ia menemukan Candi Prambanan, mendapatkan informasi dari seorang ahli insinyur dari Belanda tahun 1797, Insinyur ini berusaha membuat sketsa reruntuhan dari candi itu, terkendala karena di candi tersebut masih banyak puing-puing dan tanaman liar yang masih menutupi reruntuhan candi tersebut. Kemudian Raffles berpendapat bahwa pribumi tidak peduli dengan candi tersebut karena ia menganggap ini benda berharga dalam benak ia bertanya mengapa pribumi tidak peduli dengan peninggalan nenek moyang mereka sendiri. 

4.    Karya History Of Java karya Thomas Stamford Raffles


DAFTAR PUSTAKA 

Purwanto, Bambang, 2001. “Historisisme Baru dan Kesadaran Dekonstruktif : Kajian Kritis Terhadap Historiografi Indonesiasentris,” Humaniora, 2001, 13, (1)

Mustopo, M. Habib dan Hermawan, 2014, “Sejarah Indonesia 2 : SMA Kelas XI”, Jakarta : Yudhistira

Stamford Raffles, Thomas, 2024, “Sejarah Jawa Jilid II (History Of Java)”, Anak Hebat Indonesia : Yogyakarta, (Terj. Zaivon Akbar Nazammika)

Yusup Hari Setyawan, 2020, “Peran Sir Thomas Stamford Raffles Dalam Sistem Pajak Bumi DI Pulau Jawa Tahun 1811-1816,” Karmawibangga : Historical Studies Journal, 2, (2)

 

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

"HISTORY OF JAVA" ATAU "SEJARAH JAWA" JILID II THOMAS STAMFORD RAFFLES SEBAGAI BAGIAN DARI HISTORIOGRAFI KOLONIAL